Kegiatan
Bimtek Kurikulum 2013 Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek yang
dilaksanakan mulai tgl 14 Agustus 2015 sampai dengan 17 Agustus 2015 merupakan
wahana bagi guru-guru Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek
beserta anggota KKMnya untuk meng-update informasi dan keilmuannya, sehingga
tidak kalah dengan peserta didik. Kegiatan bimtek ini dibuka oleh bapak Kepala
Kantor Kementerian Agama kab. Trenggalek di Aula Madrasah Aliyah Negeri
Trenggalek dengan diikuti oleh kurang lebih 90 peserta yang terdiri dari bapak
dan ibu guru Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek beserta anggota KKMnya.
Ada 4
materi pokok dalam bimtek K-13 ini yaitu: analisis (SKL, KI, dan KD),
Pembelajaran Berbasis Sainstifik, Penilaian Auntentik, dan membuat Media
Pembelajaran. Sedangkan nara sumber berasal dari Widyaiswara pada Balai Diklat
Keagamaan Surabaya (Dra.
Hj. MAMIK SYAFA’AH, M.Pd.I.) dan Widyaiswara pada Balai Diklat Keagamaan Semarang (Dra. Hj. Siti Rokhanah, M.Ag.)
Kurikulum
2013, meskipun lahirnya ditandai dengan gonjang ganjing dan carut marutnya
pelaksanaan pembelajaran K-13 yang terjadi setelah diangkatnya menteri baru,
yang sempat mengambil keputusan untuk menghentikan Kurikulum 2013 berdasarkan
fakta-fakta bahwa sebagian besar sekolah belum siap melaksanakan karena
beberapa hal, antara lain masalah kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru,
pendampingan guru, dan pelatihan Kepala Sekolah. Namun hal ini tidak berlaku di
Kementerian Agama, Kurikulum 2013 tetap disiapkan dan diimplementasikan di madrasah-
madrasah. "Patut disyukuri bahwa Kementerian Agama masih melaksanakan Kurikulum
2013 meskipun pemerintah memutuskan menghentikan Kurikulum 2013 dan menyatakan
kembali kepada Kurikulum 2006 (KTSP).
Dengan
adanya Bimtek K-13 ini diharapkan Guru mampu menguasai dua hal untuk membawa
peserta didik menjadi generasi yang betul-betul bisa menyangga dan mewarnai
bangsa, yaitu penguasaan metodologi dan materi. Metodologi untuk penyampaian
materi kepada peserta didik harus diimbangi dengan metodologi yang disenangi
oleh peserta didik. Misalnya IT, peserta didik sangat
menyenangi metodologi tersebut. Dengan demikian, Guru dituntut untuk melek
IT. Di samping itu, Guru harus menguasai materi yang ada. Anak didik sekarang
cukup kritis, sebab mereka sudah banyak membaca, mendengarkan, dan sebagainya.
"Dua hal yang harus dikuasai Guru, Pertama, metodologi yang baik untuk
mendidik anak didik, Kedua, penguasaan materi secara lebih mendalam. Ini untuk
membawa generasi emas ini menjadi generasi yang betul-betul bisa menyangga dan
mewarnai bangsa ini, sehingga menjadi baldatun thoyyibatun wa robbun ghafur.