Memperbaiki Mutu Pendidikan melalui Team Work
Istilah“Team” merujuk kepada
suatu kelompok yang bekerja sama untuk mencapai suatu misi atau
tujuan tertentu. Team memiliki bentuk, misi, dan durasi yang beragam.
Karolyn J. Snyder and Robert H. Anderson (1986) mengidentifikasi dua tipe team,
yaitu team permanen dan team sementara. Team permanen mengkhususkan dalam fungsi
tertentu yang dilakukan secara berkelanjutan. Sedangkan, team sementara
merupakan team yang diorganisasikan hanya untuk kepentingan dan tujuan jangka
pendek yang kemudian dapat dibubarkan kembali, setelah pekerjaan selesai.
Biasanya bertugas menangani proyek yang bersifat sementara.
Dengan mengutip pemikiran Cunningham and Gresso,
Oswald (1996) mengemukakan dua faktor esensial dalam suatu team yang dapat
semakin memantapkan budaya team (culture team), yaitu: bonding
(ikatan) dan cohesiveness (kesatupaduan). Bonding akan memastikan
bahwa anggota team memiliki komitmen yang kuat, misalnya terhadap waktu,
pengetahuan, keterampilan dan energi untuk mencapai tujuan team. Team yang
terikat akan lebih enthusias, loyal kepada organisasi dan team itu sendiri.
Para anggota dapat memulai proses pengikatan ini pada saat pertemuan (rapat)
pertama kali, mereka menentukan tujuan, peran, dan tanggunggjawab individu dan
kelompok. Cohesiveness (kesatupaduan) didefinsiikan oleh Cunningham dan
Gresso sebagai rasa kebersamaan dalam kelompok, yang ditandai oleh adanya rasa
memiliki dan keterkaitan diantara sesama anggota.
Langkah awal untuk membentuk sebuah team yang baik
adalah setiap anggota terlebih dahulu harus memahami tujuan dan misi team
secara jelas. Setiap anggota seharusnya mampu menjawab pertanyaan “ Mengapa
saya berada disini”, demikian dikemukakan oleh Margot Helphand (1994).
Berikutnya, menentukan peran dan tanggung jawab masing-masing anggota. Dalam
hal ini, Yadi Heryadi mengemukakan beberapa peran penting dalam suatu Team :
- Pencatat yaitu anggota Team yang bertugas mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan oleh Team, termasuk mencatat hal-hal penting hasil rapat-rapat, serta membuat notulen rapat-rapat.
- Pencatat Waktu yaitu anggota Team yang bertugas mengingatkan Team berjalan sesuai jadwal.
- Penjaga Gawang yaitu anggota Team yang bertugas menyemangati anggota Team yang lain sehingga terjadi keseimbangan partisipasi seluruh anggota, dan
- Devil’s advocate yaitu anggota Team yang pandangannya berbeda dengan pandangan anggota Team yang lain, sehingga isu isu yang ada dilihat dari berbagai sisi.
Dalam sebuah team work perlu adanya seorang
ketua atau pemimpin yang bertugas untuk mengendalikan seluruh kegiatan team,
baik dalam perencanaan, pengimplementasian, maupun penilaian. Ketua bisa
dipilih oleh anggota atau ditunjuk oleh pihak yang memiliki kewenangan.
Yadi Haryadi mengetengahkan tentang ciri-ciri ketua
dan anggota team yang baik.
Ciri-ciri ketua team yang baik adalah:
- Bekerja sesuai konsensus
- Berbagi secara terbuka dan secara otentik dalam hal perasaan, opini, pendapat, pemikiran, dan persepsi seluruh anggota Team terhadap masalah dan kondisi
- Memberi kesempatan anggota dalam proses pengambilan keputusan
- Memberi kepercayaan penuh dan dukungan yang nyata terhadap anggota Team
- Mengakui masalah yang terjadi sebagai tanggung jawabnya keteam bang menyalahkan orang lain
- Pada waktu mendengarkan pendapat orang lain, berupaya untuk mendengar dan menginterpretasikan pendapat orang dari sudut pandang yang lain
- Berupaya mempengaruhi anggota dengan cara mengikutsertakan mereka dalam berbagai isu
Sedangkan
ciri-ciri anggota team yang baik adalah:
- Memberi semangat pada anggota Team yang lain untuk berfkembang
- Respek dan toleran terhadap pendapat berbeda dari orang lain
- Mengakui dan bekerja melalui konflik secara terbuka
- Memperteam bangkan dan menggunakan ide dan saran dari orang lain
- Membuka diri terhadap masukan (feedback) atas perilaku dirinya
- Mengerti dan bertekad memenuhi tujuan dari Team
- Tidak memposisikan diri dalam posisi menang atau kalah terhadap anggota Team yang lain dalam melakukan kegiatan
- Memiliki kemampuan untuk mengerti apa yang terjadi dalam Team
Larry Lozette mengemukakan tentang faktor-faktor yang
dapat menyebabkan kegagalan team, yaitu:
(1) anggota tidak memahami tujuan dan misi team,
(2) anggota tidak memahami peran dan tanggung jawab yang dipikulnya,
(1) anggota tidak memahami tujuan dan misi team,
(2) anggota tidak memahami peran dan tanggung jawab yang dipikulnya,
(3) anggota tidak memahami bagaimana mengerjakan tugas atau bagaimana bekerja
sebagai bagian dari suatu team,
(4) anggota menolak peran dan tanggung
jawabnya.
diambil dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/01/memperbaiki-mutu-pendidikan-melalui-team-work/,diakses10/6/2012