Faktor-faktor Kejiwaan Pencetus Hasut dalam Hati
Manusia:
1. Egois. Setiap manusia
secara fitrah senang akan kesempurnaan dan ketenangan, akan tetapi ketika
ia merasa puas akan dirinya sendiri maka ia akan menganggap dirinya lebih
tinggi dari orang lain, dan tidak melihat sedikit pun kekurangan dalam dirinya.
Akhirnya ketika ia melihat kelebihan dan kesuksesan pada orang lain maka pada
saat itu ia akan hasut dan tidak suka orang lain lebih tinggi darinya. Apabila
keegoisannya adalah ingin berkuasa dan terkenal maka akan lebih berbahaya
karena ia akan berharap hanya dia sendirilah yang harus memiliki kekuasaan dan
kemasyhuran dan jangan sampai orang lain sama dengannya. Bila ada orang lain
yang menyamainya dalam kekuasaan dan kemasyhuran ini maka ia akan hasut dan
berusaha untuk menghilangkan nikmat tersebut dari pemiliknya.
2. Sombong dan
Congkak. Orang
yang congkak senantiasa merasa dirinya rendah dan hina karena kecilnya hati dan
perasaannya. Ia senantiasa ketakutan akan kedudukan dan posisinya sekalipun ia
memiliki kemampuan. Ia senantiasa berusaha menjaga kedudukan dan posisinya.
Bila ia merasa orang lain memiliki kedudukan dan posisi lebih tinggi darinya
maka ia ketakutan dan panik dan kemudian muncul hasut dalam dirinya.
3. Kikir. Orang kikir adalah
orang yang enggan memberikan kebaikan kepada orang lain. Maksud kikir di sini
adalah bila ada orang berbuat baik kepada sesamanya maka ia tidak menyukai
keduanya. Masalahnya di sini adalah ia tidak suka jika nikmat berada di tangan
orang lain kendati tidak merugikan dirinya, bahkan menguntungkan dirinya
sekalipun, ia tetap tidak suka.
4. Rakus dan Tamak.
Orang
yang tamak menginginkan segalanya adalah milik dia sekalipun ia sudah memiliki
dan senantiasa mengharapkan yang lebih banyak. Ketika ia tidak mampu
mengendalikan kemauannya untuk senantiasa memiliki kelebihan maka akan tumbuh
hasut dalam dirinya.
Tanda-tanda Hasut
Sebelum
kita berbicara tentang tanda-tanda hasut, perlu diingat bahwa tanda-tanda yang akan
disebutkan, masing-masing dengan sendirinya bukan sebagai tanda hasut, karena
banyak orang yang memiliki sifat ini tetapi ia bukan penghasut. Oleh karenanya
bila kita melihat kasus tersebut ada pada seseorang maka kita tidak boleh
menghukumi bahwa orang tersebut adalah penghasut. Tujuan dari penyebutan
tanda-tanda hasut di sini adalah untuk diri kita sendiri, artinya setiap saat
kita mendapatkan diri kita demikian maka secepatnya kita meneliti diri kita
sendiri, apakah kita sudah mengidap penyakit hasut atau belum? Bila kita
dapatkan bahwa kita sudah mengidap penyakit hasut maka secepatnya berusaha
untuk mengobatinya supaya diri kita dan orang lain selamat dari penyakit ini.
Tanda-tanda hasut antara lain:
Tanda-tanda hasut antara lain:
1. Kritikan yang
dahsyat dan menjelek-jelekkan, penyebabnya adalah hasut. Kadang kala hasut yang
dibarengi dengan diam berarti menjelek-jelekkan seseorang, artinya jika ada
seseorang menjelek-jelekkan orang lain dan kita diam berarti kita mengesahkan
orang yang menjelek-jelekkannya. Macam-macam penghasut dengan cara
menjelek-jelekkan:
a. Ketika di
hadapan orang yang dihasuti, penghasut berbicara secara lunak dan ramah, tetapi
di belakangnya ia menjelek-jelekkan dan memfitnahnya. Imam Shadiq as berkaitan
dengan hal ini bersabda, “Lukman Hakim berkata kepada anaknya, “Hasut memiliki
tiga tanda-tanda; di belakang menjelek-jelekkannya, di depannya beramah-tamah,
ketika yang dihasutinya mendapat musibah malah mencelanya. (Safinah A-Bihar,
jilid 1, hal 598, bagian hasut.)
b. Tidak punya rasa
malu. Kadang-kadang penghasut menjelek-jelekkan orang yang dihasutinya di
hadapannya secara terang-terangan atau dengan cara menertawakan dan
mengejeknya untuk meluapkan tujuannya di mana saja ia berada dengan tanpa rasa
malu.
2. Tidak banyak
memuji. Ketika sebagian orang memuji orang-orang yang mulia dan bertakwa para
penghasut diam saja dan tidak mau memuji mereka, kalaupun ia terpaksa harus
memujinya maka ia tidak banyak memujinya. Ada istilah, “Memuji berlebihan
adalah menjilat dan kurang dalam memuji adalah hasut”.
3. Cepat menerima
celaan. Penghasut tidak senang bila ada orang lain dipuji di hadapannya.
Sebaliknya jika orang tersebut dijelek-jelekkan di hadapannya ia cepat
menerimanya.
4. Pendendam, tidak
pemaaf dan ketika berkuasa tidak memiliki kasih sayang. Pemaaf adalah sifat
manusiawi, semakin tinggi kemanusiaan seseorang maka ia cepat memaafkan.
5. Pemarah. Rasa
panik tidak mengizinkan seseorang untuk tenang dan tersenyum serta bertemu
orang lain dengan wajah ceria. Karena ia tidak suka melihat orang lain bahagia.
Imam Shadiq AS berkata kepada sufyan Shuri, “la
rahata lihasud” orang hasut tidak memiliki ketenangan.
Adapun
tolok ukur hasut adalah penghasut menyenangi sesuatu hanya untuk dirinya dan
tidak untuk orang lain. Dan ia menginginkan sesuatu untuk orang lain dan tidak
untuk dirinya. Sebaliknya orang yang suci dari hasut, apa saja yang ia inginkan
untuk dirinya ia juga menginginkan untuk orang lain, jika ia tidak menginginkan
sesuatu untuk orang lain, ia juga tidak menginginkannya untuk
dirinya.