Senin, 09 Maret 2015

HASUT....!!



Faktor-faktor Kejiwaan Pencetus Hasut dalam Hati Manusia: 
1. Egois. Setiap manusia secara fitrah senang akan kesempurnaan dan ketenangan,  akan tetapi ketika ia merasa puas akan dirinya sendiri  maka ia akan menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain, dan tidak melihat sedikit pun kekurangan dalam dirinya. Akhirnya ketika ia melihat kelebihan dan kesuksesan pada orang lain maka pada saat itu ia akan hasut dan tidak suka orang lain lebih tinggi darinya. Apabila keegoisannya adalah ingin berkuasa dan terkenal maka akan lebih berbahaya karena ia akan berharap hanya dia sendirilah yang harus memiliki kekuasaan dan kemasyhuran dan jangan sampai orang lain sama dengannya. Bila ada orang lain yang menyamainya dalam kekuasaan dan kemasyhuran ini maka ia akan hasut dan berusaha untuk menghilangkan nikmat tersebut dari pemiliknya.
  
2. Sombong dan Congkak.  Orang yang congkak senantiasa merasa dirinya rendah dan hina karena kecilnya hati dan perasaannya. Ia senantiasa ketakutan akan kedudukan dan posisinya sekalipun ia memiliki kemampuan. Ia senantiasa berusaha menjaga kedudukan dan posisinya. Bila ia merasa orang lain memiliki kedudukan dan posisi lebih tinggi darinya maka ia ketakutan dan panik dan kemudian muncul hasut dalam dirinya. 
3. Kikir. Orang kikir adalah orang yang enggan memberikan kebaikan kepada orang lain. Maksud kikir di sini adalah bila ada orang berbuat baik kepada sesamanya maka ia tidak menyukai keduanya. Masalahnya di sini adalah ia tidak suka jika nikmat berada di tangan orang lain kendati tidak merugikan dirinya, bahkan menguntungkan dirinya sekalipun,  ia tetap tidak suka. 
4. Rakus dan Tamak. Orang yang tamak menginginkan segalanya adalah milik dia sekalipun ia sudah memiliki dan senantiasa mengharapkan yang lebih banyak. Ketika ia tidak mampu mengendalikan kemauannya untuk senantiasa memiliki kelebihan maka akan tumbuh hasut dalam dirinya.  
Tanda-tanda Hasut 
Sebelum kita berbicara tentang tanda-tanda hasut, perlu diingat bahwa tanda-tanda yang akan disebutkan, masing-masing dengan sendirinya bukan sebagai tanda hasut, karena banyak orang yang memiliki sifat ini tetapi ia bukan penghasut. Oleh karenanya bila kita melihat kasus tersebut ada pada seseorang maka kita tidak boleh menghukumi bahwa orang tersebut adalah penghasut. Tujuan dari penyebutan tanda-tanda hasut di sini adalah untuk diri kita sendiri, artinya setiap saat kita mendapatkan diri kita demikian maka secepatnya kita meneliti diri kita sendiri, apakah kita sudah mengidap penyakit hasut atau belum? Bila kita dapatkan bahwa kita sudah mengidap penyakit hasut maka secepatnya berusaha untuk mengobatinya supaya diri kita dan orang lain selamat dari penyakit ini. 
Tanda-tanda hasut antara lain: 
1. Kritikan yang dahsyat dan menjelek-jelekkan, penyebabnya adalah hasut. Kadang kala hasut yang dibarengi dengan diam berarti menjelek-jelekkan seseorang, artinya jika ada seseorang menjelek-jelekkan orang lain dan kita diam berarti kita mengesahkan orang yang menjelek-jelekkannya. Macam-macam penghasut dengan cara menjelek-jelekkan: 
a. Ketika di hadapan orang yang dihasuti, penghasut berbicara secara lunak dan ramah, tetapi di belakangnya ia menjelek-jelekkan dan memfitnahnya. Imam Shadiq as berkaitan dengan hal ini bersabda, “Lukman Hakim berkata kepada anaknya, “Hasut memiliki tiga tanda-tanda; di belakang menjelek-jelekkannya, di depannya beramah-tamah, ketika yang dihasutinya mendapat musibah malah mencelanya. (Safinah A-Bihar, jilid 1, hal 598, bagian hasut.)
b. Tidak punya rasa malu. Kadang-kadang penghasut menjelek-jelekkan orang yang dihasutinya di hadapannya  secara terang-terangan atau dengan cara menertawakan dan mengejeknya untuk meluapkan tujuannya di mana saja ia berada dengan tanpa rasa malu. 
2. Tidak banyak memuji. Ketika sebagian orang memuji orang-orang yang mulia dan bertakwa para penghasut diam saja dan tidak mau memuji mereka, kalaupun ia terpaksa harus memujinya maka ia tidak banyak memujinya. Ada istilah, “Memuji berlebihan adalah menjilat dan kurang dalam memuji adalah hasut”.  
3. Cepat menerima celaan. Penghasut tidak senang bila ada orang lain dipuji di hadapannya. Sebaliknya jika orang tersebut dijelek-jelekkan di hadapannya ia cepat menerimanya.   
4. Pendendam, tidak pemaaf dan ketika berkuasa tidak memiliki kasih sayang. Pemaaf adalah sifat manusiawi, semakin tinggi kemanusiaan seseorang maka ia cepat memaafkan.  
5. Pemarah. Rasa panik tidak mengizinkan seseorang untuk tenang dan tersenyum serta bertemu orang lain dengan wajah ceria. Karena ia tidak suka melihat orang lain bahagia. Imam Shadiq AS berkata kepada sufyan Shuri, “la rahata lihasud” orang hasut tidak memiliki ketenangan. 
Adapun tolok ukur hasut adalah penghasut menyenangi sesuatu hanya untuk dirinya dan tidak untuk orang lain. Dan ia menginginkan sesuatu untuk orang lain dan tidak untuk dirinya. Sebaliknya orang yang suci dari hasut, apa saja yang ia inginkan untuk dirinya ia juga menginginkan untuk orang lain, jika ia tidak menginginkan sesuatu untuk orang lain, ia juga tidak menginginkannya untuk dirinya.