Selasa, 12 Mei 2015

"SEKOLAH FAVORID ???"



Sungguh heran, apa sesungguhnya yang dicari orangtua yang berlomba lomba memasukkan anak-anaknya usia 3-14 tahun, di sekolah swasta yang mahal atau berebut di sekolah negeri favorit dengan uang pangkal atau sumbangan sampai puluhan juta rupiah. Demi siapakah sesungguhnya? Demi anak atau demi gengsi, prestise, trend? Atau malas dan tidak percaya diri? Atau panik dan obsesif? Atau tidak sempat mendidik?
Bagi orang tua yang mampu memasukan anak-anaknya ke sekolah mahal itu kemudian menjadi bangga, menjadi prestis dan merasa tanggungjawab pendidikan anaknya tuntas. Yang tidak mampu kemudian menjadi sedih dan merasa minder karena anaknya cuma bersekolah di sekolah negeri biasa, murahan dan kampungan. Bagi yang pas-pasan akan mati-matian “berjihad” cari uang demi bisa mereguk pendidikan yang menurutnya terbaik dari sekolah termahal.

Sungguh heran juga dengan para pembuat sekolah, apa maksudnya membuat sekolah mahal mahal padahal banyak hal yang tidak mampu dilakukan sebagai tanggungjawab pendidikan anak-anak yang menjadi siswanya.
Kalau cuma mau “content” sains dan akademik, guru-guru bimbel jauh lebih hebat dari guru sekolah. Asal tahu saja, 90% siswa sekolah favorit ikut kursus di bimbel atau bimbingan tes. Lalu apa kerja sekolahnya? Lihatlah, jika cuma mau kreatif dan pandai akademis, klub-klub sains di luar sekolah justru lebih kreatif dan kaya, tidak terpaku kurikulum dsbnya. Anak-anak yg berbakat sains jauh lebih berkembang.
Belum lagi dunia maya, menyajikan begitu banyak sains dengan video yang bagus dan lengkap, gratis pula.
Sejujurnya kehebatan ilmu hari ini bukan lagi ada di tangan guru-guru sekolah dan sekolah, tetapi ada di dunia maya dan di tangan orang-orang hebat di bidangnya. Kita tinggal antar anak-anak kita untuk berguru kepada ahlinya.
Dunia belajar sangat luas, ada museum, ada taman, ada kebun binatang dan lain-lain yang kosong dari Senin sampai Jumat. Ada pasar, ada stasiun, ada terminal, ada kantor layanan publik, ada sanggar sanggar yang ramai dan bagus untuk tempat belajar. Ada situs situs keren dan gratis untuk belajar apapun.
Yang terpenting bagi kita, orangtua sesungguhnya adalah bagaimana fitrah belajar anak-anak kita terus ditemani dan diinspirasi sehingga tumbuh subur dan paripurna. Anak kita yg tumbuh fitrah belajarnya, akan selalu belajar sepanjang hayatnya bahkan gemar menjadi inovator dan membangun peradaban belajar, walau kita sudah wafat kelak.
Ketika kita berbicara tentang sosialisasi yang diberikan sekolah, apakah disebut sosialisasi jika mengurung anak kita dalam ruang dan gedung sempit mirip perkantoran selama hampir seharian dengan teman-teman yang seumuran? Sekolah adalah tempat bersosialisasi terburuk dalam pendidikan. Bukankah gedung-gedung sekolah sangat mirip dengan penjara? Sosialisasi adalah aktifitas bermasyarakat dengan beragam usia dan beragam tempat.
Bagi orangtua sesungguhnya yang terpenting adalah menumbuhkan fitrah sosial anaknya justru dengan melibatkannya dalam realitas sosial yang sesungguhnya, bukan imitasi dan ilusi semata. Anak kita yang telah tumbuh fitrah sosialnya akan memiliki tanggungjawab sosial yang baik, memiliki karya-karya solutif bagi ummatnya, sepanjang kehidupannya kelak.
Disekolah, bakat hanyalah diletakkan sebagai ekstra kurikuler dan disediakan seadanya. Bakat hanya dianggap bidang-bidang terkait keterampilan fisik seperti olahraga, menari, menyanyi, dan lain-lain.
Sekolah dan kurikulumnya adalah cerita tentang penyeragaman dan penstandaran ala pabrik, dimana diujungnya ada Quality Control bernama Ulangan dan Ujian, saringan yang menentukan lulus dan tidak lulus.
Dipastikan potensi fitrah bakat anak-anak kita hilang, kecuali mungkin mereka yang berbakat akademis. Berapa banyak sih anak yang berbakat akademis? Generasi millenium hari ini kelahiran 2000 ke atas adalah generasi yang umumnya berbakat non akademis.
Sesungguhnya bagi orangtua yang terpenting adalah menemani dan memfasilitasi fitrah bakat anak-anaknyanya dengan memberikan beragam wawasan dan aktifitas lalu memagangkan anak-anak kita kepada orang hebat atau pakar atau praktisi yang sesuai bakat anak anaknya sehingga mencapai peran peradabannya kelak. Jika anak kita, dirinya telah “kutahu yang kumau”, maka dia sudah “on the right track” menjalani misi spesifik nya sebagai khalifah di muka bumi dengan peran peradabannya.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kelompok pendidikan dasar dan menengah di jajaran kementrian pendidikan nasional. Kegiatan utama di lembaga ini adalah penyelenggaraan proses belajar dan mengajar, di ruang kelas maupun luar ruang kelas. Bentuk pelaksanaannya berupa kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan belajar tatap muka dalam alokasi waktu yang sudah diatur dalam struktur dan muatan kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan penunjang pembelajaran yang dilaksanakan di luar jam tatap muka. Meskipun demikian, kegiatan ini mendatangkan kesenangan dan keasyikan tersendiri bagi siswa. Boleh jadi sebagai ajang dan wahana menciptakan suasana dan nuansa baru bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajara akademis.
nah.... bagi orang tua yang sa’atnya menyekolahkan putra-putrinya “jangan salah pilih sekolah”. Dengan memilih sekolah yang tepat, tentunya si anak juga akan mendapatkan pendidikan yang tepat. Selain itu, si anak juga bisa mendapatkan kenyamanan dalam belajarnya.