Pentingnya
madrasah sebagai lembaga pendidikan dasar dan menengah bagi masa depan
masyarakat di Indonesia kiranya tidak perlu diperdebatkan lagi. Madrasah,
yang sampai saat ini jumlahnya ribuan di seluruh Indonesia, masih tetap menjadi
tumpuan harapan sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya ummat Islam, yang
menginginkan anak-anak mereka berbahagia di dunia dan berbahagia di
akhirat’. Artinya, menguasai ilmu dunia dan ilmu akhirat sekaligus,
sesuatu yang, menurut mereka, tidak atau belum dapat diberikan oleh sekolah.
Upaya
peningkatan mutu pendidikan merupakan tugas bagi semua komponen yang ada di madrasah. Hal ini akan dapat dilaksanakan jika madrasah memiliki sikap dinamis, kreatif dan inovatif dalam melaksanakan peningkatan mutu pendidikan. Dalam hal ini madrasah diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan peserta didiknya.
Konsep
Kaizen, bahwa kemajuan dicapai bukanlah sebuah lompatan besar ke depan. Menurut
Kaizen kemajuan dicapai karena perubahan-perubahan kecil yang bersifat kontinu
atau tanpa henti dalam beratus-ratus dan bahkan beribu-ribu detail yang
berhubungan dengan usaha menghasilkan produk atau pelayanan.
Menurut Tony Barner (1998) asumsi yang mendasari perubahan dalam Kaizen adalah bahwa kesempurnaan itu sebenarnya tidak ada. Hal ini bermakna bahwa tidak ada kemajuan, produk, hubungan, sistem, atau struktur yang bisa memenuhi ideal. Kondisi ideal itu hanyalah sebuah abstraksi yang dituju. Oleh karena itu, selalu tersedia ruang dan waktu untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan dengan jalan melakukan modifikasi, inovasi, atau bahkan imitasi kreatif.
Menurut Tony Barner (1998) asumsi yang mendasari perubahan dalam Kaizen adalah bahwa kesempurnaan itu sebenarnya tidak ada. Hal ini bermakna bahwa tidak ada kemajuan, produk, hubungan, sistem, atau struktur yang bisa memenuhi ideal. Kondisi ideal itu hanyalah sebuah abstraksi yang dituju. Oleh karena itu, selalu tersedia ruang dan waktu untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan dengan jalan melakukan modifikasi, inovasi, atau bahkan imitasi kreatif.
Di
era modern ini, tentu kita mengetahui bahwa madrasah yang maju berbeda dengan
madrasah yang kurang maju. Karena perbedaan itulah, banyak orang tua lebih
tertarik menyekolahkan anaknya di madrasah yang maju. Bukan hanya orang
tua, madrasah yang mapan lebih mendapat tempat di hati siswa sebagai pilihan
untuk tempat belajar. Tempat memupuk dan menempa diri guna meniti cita-citanya
di masa yang akan datang.
Lalu apa
yang membuat keduanya berbeda?
Paling tidak
kita bisa melihat perbedaan tersebut dalam lima hal penting yaitu dari aspek manajemen, sumber
daya guru, pemanfaatan komputer dan internet dalam pembelajaran, budaya kerja
tim (team work), dan pemanfaatan alat bantu pembelajaran. Lima hal ini
merupakan daya dongkrat kualitas pendidikan pada madrasah. Oleh karena itu,
pengelolah madrasah perlu memperhatikan lima hal tersebut agar madrasah yang
dikelolahnya bisa diterima dan menjadi idaman masyarakat..
Manajemen
Berbasis Visi

Madrasah
yang maju, mempunyai visi-misi yang jelas. Jelas bagi pimpinan, staf kantor,
dewan guru dan komite madrasah serta siswa. Visi-misi ini merupakan cita-cita
yang ingin diwujudkan oleh pimpinan madrasah dibantu oleh pihak-pihak terkait.
Untuk mewujudkan visi-misi madrasah perlu adanya pengaturun-pengaturan atau
manajemen agar jalannya pendidikan di madrasah sesuai dengan yang
dicita-citakan. Mulai dari manajemen administrasi kantor, sumber daya guru dan
staf hingga pada manajemen siswa.
Coba kita
cermati bagaimana madrasah maupun sekolah yang maju memenej siswanya. Dari awal
diterima, siswanya sudah diidentifikasi potensi, bakat, dan minatnya. Kemudian
mereka dikelompok-kelompokkan sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.
Ada yang dikelompokkan dalam kelas percepatan, pandai, sedang dan rendah. Semua
pengelompokan ini memiliki kreteria yang jelas. Sehingga penanganan yang
terkait dengan pemberdayaan dan pengembangan potensi mereka bisa
berjalan secara optimal.
Pengelompokan
semacam ini sangat penting bagi pihak madrasah, siswa dan orang tua.
Bagi lembaga, pengelompokan itu memudahkan memberi pelayanan pembelajaran
sesuai dengan kemampuan siswa. Membantu siswa mengembangkan bakat dan minatnya.
Bagi siswa, ia akan lebih enak belajar karena disesuaikan dengan tingkat
perkembangan psikologisnya. Siswa yang pandai tidak merasa dihambat oleh siswa
yang lain karena ada siswa yang berkemampuan jauh lebih rendah. Atau
sebaliknya, siswa yang kurang pintar jadi tidak nyaman belajar dengan temannya
yang berkemampuan jauh lebih cerdas darinya. Bagi orang tua, pengaturan yang
jelas semacan ini akan memberi masukan bagaimana kondisi anaknya. Dengan
pengaturan yang sedemikian rupa itu, orang tua bisa menerima dan menghargai
potensi, bakat dan minat anaknya. Sehingga tidak ada pemaksaan kehendak orang
tua untuk menjadikan anaknya sesuai dengan selera dan cita-citanya. Sebab
keinginan orang tua yang tidak sesuai dengan tingkat kecerdasan dan psikologis
anak, akan membahayakan pertumbuhan mental anaknya.
Selain
diarahkan untuk mencapai kemampuan akademik tertentu, siswa juga harus
diarahkan bagaimana memupuk mental spritual serta mengasah kepekaan terhadap
karya seni. Menamkan nilai-nilai spritual sangat penting dan utama untuk
dilakukan oleh semua guru kepada siswanya. Karena tanpa adanya nilai-nilai ini,
siswa akan menjadi anak pandai tetapi tidak bermoral. Siswa juga perlu diajari
bagaimana cara menghargai karya seni dan mengekspresikan karya seni. Baik yang
berupa seni musik, suara, dan seni lukis serta seni pahat dengan cara
menyediakan sarana yang menunjang aktifitas seni mereka.
SDM Guru
Menurut
Djamarah (2002) guru merupakan komponen yang sangat penting dalam meningkatkan
SDM dalam pembangunan. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang sangat
besar dan strategis. Hal ini disebabkan guru yang berada digaris depan dalam
pelaksanaan pendidikan dan langsung berhadapan dengan peserta didik untuk
mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan
nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Hamalik (2002)
menambahkan bahwa guru merupakan suatu jabatan profesional yang memiliki peranan
dan kompetensi propesional, bahkan guru cenderung merupakan ujung tombak
peningkatan mutu pendidikan. Jika mutu guru meningkat relevan dengan
perkembangan zaman, maka logis mutu proses pendidikan akan akan bermutu dan
pada akhirnya mutu hasil dari proses pendidikan akan bermutu pula. Mutu guru
memiliki peran strategis dalam mewujudkan proses pendidikan yang bermutu dan
berkualitas .
Dalam hal
ini, yang membedakan madrasah maju dengan yang tidak maju dapat di lihat dari
aspek kualifikasi guru. Guru pada madrasah maju berkualifikasi sesuai dengan
bidang studi yang diampuhnya. Dan jenjang pendidikannya mayoritas sarjana
bahkan yang telah menyelesaikan program master juga tidak sedikit. Sehingga
wajar bila madrasah yang mempunyai sumber daya guru yang berkualifikasi seperti
itu maju dan terpercaya.
Namun
demikian, madrasah yang kurang majupun tidak menutup kemungkinan untuk
mengimbangi kualifikasi guru-guru pada madrasah maju. Untuk mengejar
kualifikasi tersebut, bisa dengan cara sering mengikuti pelatihan dan workshop.
Karena pelatihan dan workshop akan meningkatkan rasa percaya
diri dan menambah pengalaman serta wawasan. Belajar kembali materi yang diampuh
lebih mendalam. Belajarlah pada guru lain bagaimana berkomunikasi secara
efiktif dan mengkomunikasikan pelajaran pada siswa secara benar. Sehingga tidak
terjadi miskonsepsi dan mispersepsi anak pada pelajaran yang disampaikan.
Komputer dan
Internet
Daya
dongkrak mutu pada madrasah berikutnya adalah pemanfaatan komputer dan
internet. Pemanfaatan komputer dan internet ini yang membedakan madrasah maju
dengan yang kurang maju. Intensitas madrasah maju menggunakan komputer dan
internet jauh lebih sering dibandingkan madrasah kurnag maju. Sebab pada
madrasah kurang maju, jangankan internet, komputer hanya punya satu hingga tiga
unit. Komputer ini pun digunakan oleh bagian administrasi, guru dan siswa.
Dengan
komputer, pekerjaan guru akan jauh lebih cepat diselesaikan. Tingkat akurasinya
tinggi dan mudah diedit. Pekerjaan administrasi guru yang bila dikerjakan
manual paling tidak butuh waktu 3 hari bisa diselesaikan dengan bantuan
komputer dalam hitungan beberapa jam saja. Komputer juga bisa mempercepat
proses duplikasi dengan cara copy – paste. Sehingga pekerjaan
dimadrasah lebih cepat selesai dan tidak butuh tenaga ekstra.
Sedangkan
internet sangat bermaanfaat untuk mencari informasi dan memperbaharui
pengetahuan guru. Semakin terampil seorang guru memanfaatkan layanan internet
akan semakin luas pengetahuan dan pengembangan wawasannya. Selain itu, siswa
juga bisa dianjurkan untuk mengakses materi pelajaran di internet untuk
melengkapi penjelasan guru ketika belajar di kelas. Guru bisa juga menyarankan
siswa untuk mengakses di internet dalam meyelesaikan tugas-tugas individu
maupun kelompok.
Team
Work
Howard
Gardner pernah melakukan beberapa penelitian yang menguatkan pentingnya sinergi
untuk mencapai hasil yang maksimal. Ia meneliti sejumlah mahasiswa yang belajar
dalam kelompok-kelompok studi dan mahasiswa yang belajar secara perorangan. Setelah
dilakukan ujian, ternyata hasil penilaian (skor) mahasiswa yang beajar dalam
kelompok-kelompok studi 97% lebih baik dibanding dengan mahasiswa yang belajar
secara perorangan. Efek yang terjadi berulang-ulang.
Ini membuktikan
secara ilmiah bahwa dengan bersinergi kita akan mencapai hasil yang lebih
optimal daripada perorangan.
Kerja tim
adalah jawaban untuk menyelesaikan tugas berat pendidikan. Oleh karena itu,
tidak berlebihan bila kerja tim bisa dijadikan daya ungkit untuk meningkatkan
mutu madrasah. Sebab, dengan kerja tim pekerjaan di madrasah yang mestinya
dikerjakan satu bulan dengan kerja sendirian, maka bisa diselesaikan dalam satu
minggu saja. Dengan tim, pekerjaan di madrasah menjadi tanggung jawab bersama.
Dengan cara ini diantara anggota tim saling melengkapi. Sehingga
akan timbul sikap yang positif diantara anggota tim. Dan terhindar dari sikap
kompetitif yang tidak sehat.
Kerja tim
tidak melihat perbedaan senior dengan yunior. Dalam kerja tim, diharapkan
saling percaya dan terbuka. Tidak perlu gensi menerima masukan dan takut
memberikan masukan pada teman dalam timnya. Dengan kerja tim kita belajar
bagaimana bersosialisasi dan mengembangkan wawasan serta kepribadian.
Dalam
pembelajaran, madrasah maju menerapkan kebijakan pembelajaran team
teaching hingga lesson study. Sebab, dengan kebijakan
semacam ini antara guru bisa saling berbagi pengelaman dalam pembelajaran.
Serta dapat meminimalisir kesalahan guru ketika menyampaikan konsep dan suatu
prinsip. Oleh karena itu, madrasah yang ingin maju juga harus belajar pada
madrasah yang sukses dalam masalah kerja tim maupun dalam pembelajaran tim.
Pada level
siswa, kerja tim atau kerja kelompok juga harus dibudayakan. Sebab mereka
adalah makluk sosial. Oleh karenanya bekerja dalam kelompok harus ditanamkan
sejak dini. Sehingga kelak di masa dewasanya mereka sudah terampil bekerja
dalam kelompok. Untuk maksud itu, maka guru harus mengajar siswa dengan
pembelajaran kooperatif.
Alat Bantu
Pembelajaran
Mengapa alat
bantu pembelajaran merupaka salah satu daya dongkrak mutu pendidikan pada
madrasah?
Nana
Sudjana menjelaskan beberapa kriteria dalam memilih media untuk kepentingan
pengajaran yaitu; (1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, (2) dukungannya
terhadap isi bahan pelajaran, (3) kemudahan memperoleh media, (4) keterampilan
guru menggunakannya, (5) tersedia waktu untuk menggunakannya, dan (6) sesuai
dengan taraf pikir siswa (Sudjana, 2002).
Media mempunyai peranan sangat penting dalam proses pembelajaran. Segala sesuatu yang dapat membantu dan memudahkan proses pembelajaran dapat kita sebut sebagai media. Dengan menggunakan media, seorang fasilitator dapat dengan mudah menyampaikan materi yang akan diajarkan guna tercapainya tujuan pembelajaran. Suatu proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila seorang pengajar menggunakan sebuah media. Dengan kata lain, penggunaan media juga harus tepat guna dan sesuai sasaran serta membuat proses pembelajaran tidak monoton
Media mempunyai peranan sangat penting dalam proses pembelajaran. Segala sesuatu yang dapat membantu dan memudahkan proses pembelajaran dapat kita sebut sebagai media. Dengan menggunakan media, seorang fasilitator dapat dengan mudah menyampaikan materi yang akan diajarkan guna tercapainya tujuan pembelajaran. Suatu proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila seorang pengajar menggunakan sebuah media. Dengan kata lain, penggunaan media juga harus tepat guna dan sesuai sasaran serta membuat proses pembelajaran tidak monoton
Beberapa
sarana dan prasarana yang bisa digunakan sebagai alat bantu pembelajaran antara
lain buku, alat peraga, model, perpustakaan, dan laboratorium.Kelengkapan
sarana ini sangat menentukan keberhasilan siswa belajar pada suatu madrasah.
Oleh karena itu, madrasah yang mengharapkan kualitas siswanya unggul, maka
kelengkapan yang menunjang keberhasilan pembelajaran di madrasah harus
dipenuhi.
Akhirnya,
lima daya dongkrak pendidikan telah kita ketahui, lalu mulai dari mana kita
akan meningkatkan mutu madrasah? Tentu dari yang bisa kita lakukan. Oleh karena
itu, lakukan dengan cara diluar kebiasaan saat ini. Karena cara biasa akan
menghasilkan hasil yang biasa pula.