Jumat, 23 Mei 2014

Mendongkrak Mutu Madrasah



Pentingnya madrasah sebagai lembaga pendidikan dasar dan menengah bagi masa depan masyarakat di Indonesia kiranya tidak perlu diperdebatkan lagi.  Madrasah, yang sampai saat ini jumlahnya ribuan di seluruh Indonesia, masih tetap menjadi tumpuan harapan sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya ummat Islam, yang menginginkan anak-anak mereka berbahagia di dunia dan berbahagia di akhirat’.  Artinya, menguasai ilmu dunia dan ilmu akhirat sekaligus, sesuatu yang, menurut mereka, tidak atau belum dapat diberikan oleh sekolah.
Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan tugas bagi semua komponen yang ada di madrasah. Hal ini akan dapat dilaksanakan jika madrasah memiliki sikap dinamis, kreatif dan inovatif dalam melaksanakan peningkatan mutu pendidikan. Dalam hal ini madrasah diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan peserta didiknya.
Konsep Kaizen, bahwa kemajuan dicapai bukanlah sebuah lompatan besar ke depan. Menurut Kaizen kemajuan dicapai karena perubahan-perubahan kecil yang bersifat kontinu atau tanpa henti dalam beratus-ratus dan bahkan beribu-ribu detail yang berhubungan dengan usaha menghasilkan produk atau pelayanan.
Menurut Tony Barner (1998) asumsi yang mendasari perubahan dalam Kaizen adalah bahwa kesempurnaan itu sebenarnya tidak ada. Hal ini bermakna bahwa tidak ada kemajuan, produk, hubungan, sistem, atau struktur yang bisa memenuhi ideal. Kondisi ideal itu hanyalah sebuah abstraksi yang dituju. Oleh karena itu, selalu tersedia ruang dan waktu untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan dengan jalan melakukan modifikasi, inovasi, atau bahkan imitasi kreatif.
Di era modern ini, tentu kita mengetahui bahwa madrasah yang maju berbeda dengan madrasah yang kurang maju. Karena perbedaan itulah, banyak orang tua lebih tertarik menyekolahkan anaknya di  madrasah yang maju. Bukan hanya orang tua, madrasah yang mapan lebih mendapat tempat di hati siswa sebagai pilihan untuk tempat belajar. Tempat memupuk dan menempa diri guna meniti cita-citanya di masa yang akan datang.
Lalu apa yang membuat keduanya berbeda?
Paling tidak kita bisa melihat perbedaan tersebut dalam lima hal penting yaitu dari aspek manajemen,  sumber daya guru, pemanfaatan komputer dan internet dalam pembelajaran, budaya kerja tim (team work), dan pemanfaatan alat bantu pembelajaran. Lima hal ini merupakan daya dongkrat kualitas pendidikan pada madrasah. Oleh karena itu, pengelolah madrasah perlu memperhatikan lima hal tersebut agar madrasah yang dikelolahnya bisa diterima dan menjadi idaman masyarakat..
Manajemen Berbasis Visi
Sri Minarti (2011:70) menyatakan bahwa tujuan Manajemen Berbasis sekolah peningkatan mutu pendidikan yakni dengan mendirikan sekolah untuk mengelola lembaga bersama pihak-pihak terkait (guru, peserta didik, masyarakat, wali murid dan instansi lain) sehingga sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu instruksi  dari atas dalam mengambil langkah-langkah untuk memajukan pendidikan.  Mereka dapat mengembangkan visi pendidikan suatu keadaan setempat dan melaksanakan visi tersebut secara mandiri.
Madrasah yang maju, mempunyai visi-misi yang jelas. Jelas bagi pimpinan, staf kantor, dewan guru dan komite madrasah serta siswa. Visi-misi ini merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh pimpinan madrasah dibantu oleh pihak-pihak terkait. Untuk mewujudkan visi-misi madrasah perlu adanya pengaturun-pengaturan atau manajemen agar jalannya pendidikan di madrasah sesuai dengan yang dicita-citakan. Mulai dari manajemen administrasi kantor, sumber daya guru dan staf hingga pada manajemen siswa.
Coba kita cermati bagaimana madrasah maupun sekolah yang maju memenej siswanya. Dari awal diterima, siswanya sudah diidentifikasi potensi, bakat, dan minatnya. Kemudian mereka dikelompok-kelompokkan sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Ada yang dikelompokkan dalam kelas percepatan, pandai, sedang dan rendah. Semua pengelompokan ini memiliki kreteria yang jelas. Sehingga penanganan yang terkait dengan  pemberdayaan dan pengembangan potensi mereka bisa berjalan secara optimal.
Pengelompokan semacam ini sangat penting bagi  pihak madrasah, siswa dan orang tua. Bagi lembaga, pengelompokan itu memudahkan memberi pelayanan pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa. Membantu siswa mengembangkan bakat dan minatnya. Bagi siswa, ia akan lebih enak belajar karena disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologisnya. Siswa yang pandai tidak merasa dihambat oleh siswa yang lain karena ada siswa yang berkemampuan jauh lebih rendah. Atau sebaliknya, siswa yang kurang pintar jadi tidak nyaman belajar dengan temannya yang berkemampuan jauh lebih cerdas darinya. Bagi orang tua, pengaturan yang jelas semacan ini akan memberi masukan bagaimana kondisi anaknya. Dengan pengaturan yang sedemikian rupa itu, orang tua bisa menerima dan menghargai potensi, bakat dan minat anaknya. Sehingga tidak ada pemaksaan kehendak orang tua untuk menjadikan anaknya sesuai dengan selera dan cita-citanya. Sebab keinginan orang tua yang tidak sesuai dengan tingkat kecerdasan dan psikologis anak, akan membahayakan pertumbuhan mental anaknya.
Selain diarahkan untuk mencapai kemampuan akademik tertentu, siswa juga harus diarahkan bagaimana memupuk mental spritual serta mengasah kepekaan terhadap karya seni. Menamkan nilai-nilai spritual sangat penting dan utama untuk dilakukan oleh semua guru kepada siswanya. Karena tanpa adanya nilai-nilai ini, siswa akan menjadi anak pandai tetapi tidak bermoral. Siswa juga perlu diajari bagaimana cara menghargai karya seni dan mengekspresikan karya seni. Baik yang berupa seni musik, suara, dan seni lukis serta seni pahat dengan cara menyediakan sarana yang menunjang aktifitas seni mereka.
SDM Guru
Menurut Djamarah (2002) guru merupakan komponen yang sangat penting dalam meningkatkan SDM dalam pembangunan. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis. Hal ini disebabkan guru yang berada digaris depan dalam pelaksanaan pendidikan dan langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Hamalik (2002) menambahkan bahwa guru merupakan suatu jabatan profesional yang memiliki peranan dan kompetensi propesional, bahkan guru cenderung merupakan ujung tombak peningkatan mutu pendidikan. Jika mutu guru meningkat relevan dengan perkembangan zaman, maka logis mutu proses pendidikan akan akan bermutu dan pada akhirnya mutu hasil dari proses pendidikan akan bermutu pula. Mutu guru memiliki peran strategis dalam mewujudkan proses pendidikan yang bermutu dan berkualitas .
Dalam hal ini, yang membedakan madrasah maju dengan yang tidak maju dapat di lihat dari aspek kualifikasi guru. Guru pada madrasah maju berkualifikasi sesuai dengan bidang studi yang diampuhnya. Dan jenjang pendidikannya mayoritas sarjana bahkan yang telah menyelesaikan program master juga tidak sedikit. Sehingga wajar bila madrasah yang mempunyai sumber daya guru yang berkualifikasi seperti itu maju dan terpercaya.
Namun demikian, madrasah yang kurang majupun tidak menutup kemungkinan untuk mengimbangi kualifikasi guru-guru pada madrasah maju. Untuk mengejar kualifikasi tersebut, bisa dengan cara sering mengikuti pelatihan dan workshop. Karena pelatihan dan workshop akan meningkatkan rasa percaya diri dan menambah pengalaman serta wawasan. Belajar kembali materi yang diampuh lebih mendalam. Belajarlah pada guru lain bagaimana berkomunikasi secara efiktif dan mengkomunikasikan pelajaran pada siswa secara benar. Sehingga tidak terjadi miskonsepsi dan mispersepsi anak pada pelajaran yang disampaikan.
Komputer dan Internet
Daya dongkrak mutu pada madrasah berikutnya adalah pemanfaatan komputer dan internet. Pemanfaatan komputer dan internet ini yang membedakan madrasah maju dengan yang kurang maju. Intensitas madrasah maju menggunakan komputer dan internet jauh lebih sering dibandingkan madrasah kurnag maju. Sebab pada madrasah kurang maju, jangankan internet, komputer hanya punya satu hingga tiga unit. Komputer ini pun digunakan oleh bagian administrasi, guru dan siswa.
Dengan komputer, pekerjaan guru akan jauh lebih cepat diselesaikan. Tingkat akurasinya tinggi dan mudah diedit. Pekerjaan administrasi guru yang bila dikerjakan manual paling tidak butuh waktu 3 hari bisa diselesaikan dengan bantuan komputer dalam hitungan beberapa jam saja. Komputer juga bisa mempercepat proses duplikasi dengan cara copy – paste. Sehingga pekerjaan dimadrasah lebih cepat selesai dan tidak butuh tenaga ekstra.
Sedangkan internet sangat bermaanfaat untuk mencari informasi dan memperbaharui pengetahuan guru. Semakin terampil seorang guru memanfaatkan layanan internet akan semakin luas pengetahuan dan pengembangan wawasannya. Selain itu, siswa juga bisa dianjurkan untuk mengakses materi pelajaran di internet untuk melengkapi penjelasan guru ketika belajar di kelas. Guru bisa juga menyarankan siswa untuk mengakses di internet dalam meyelesaikan tugas-tugas individu maupun kelompok.
 Team Work
Howard Gardner pernah melakukan beberapa penelitian yang menguatkan pentingnya sinergi untuk mencapai hasil yang maksimal. Ia meneliti sejumlah mahasiswa yang belajar dalam kelompok-kelompok studi dan mahasiswa yang belajar secara perorangan. Setelah dilakukan ujian, ternyata hasil penilaian (skor) mahasiswa yang beajar dalam kelompok-kelompok studi 97% lebih baik dibanding dengan mahasiswa yang belajar secara perorangan. Efek yang terjadi berulang-ulang.
Ini membuktikan secara ilmiah bahwa dengan bersinergi kita akan mencapai hasil yang lebih optimal daripada perorangan.
Burung angsa yang terbang berkelompok dan membentuk formasi “V” ternyata mampu menembus badai sekalipun. Suatu hal yang tidak bisa dilakukan oleh seekor angsa sendirian. Inilah kedahsyatan dari sinergi atau dalam istilah lain TEAM (Together Everyone Achieves More).
Kerja tim adalah jawaban untuk menyelesaikan tugas berat pendidikan. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila kerja tim bisa dijadikan daya ungkit untuk meningkatkan mutu madrasah. Sebab, dengan kerja tim pekerjaan di madrasah yang mestinya dikerjakan satu bulan dengan kerja sendirian, maka bisa diselesaikan dalam satu minggu saja. Dengan tim, pekerjaan di madrasah menjadi tanggung jawab bersama. Dengan cara ini diantara anggota tim saling melengkapi.  Sehingga akan timbul sikap yang positif diantara anggota tim. Dan terhindar dari sikap kompetitif yang tidak sehat.
Kerja tim tidak melihat perbedaan senior dengan yunior. Dalam kerja tim, diharapkan saling percaya dan terbuka. Tidak perlu gensi menerima masukan dan takut memberikan masukan pada teman dalam timnya. Dengan kerja tim kita belajar bagaimana bersosialisasi dan mengembangkan wawasan serta kepribadian.
Dalam pembelajaran, madrasah maju menerapkan kebijakan pembelajaran team teaching hingga lesson study. Sebab, dengan kebijakan semacam ini antara guru bisa saling berbagi pengelaman dalam pembelajaran. Serta dapat meminimalisir kesalahan guru ketika menyampaikan konsep dan suatu prinsip. Oleh karena itu, madrasah yang ingin maju juga harus belajar pada madrasah yang sukses dalam masalah kerja tim maupun dalam pembelajaran tim.
Pada level siswa, kerja tim atau kerja kelompok juga harus dibudayakan. Sebab mereka adalah makluk sosial. Oleh karenanya bekerja dalam kelompok harus ditanamkan sejak dini. Sehingga kelak di masa dewasanya mereka sudah terampil bekerja dalam kelompok. Untuk maksud itu, maka guru harus mengajar siswa dengan pembelajaran kooperatif.

Alat Bantu Pembelajaran
Mengapa alat bantu pembelajaran merupaka salah satu daya dongkrak mutu pendidikan pada madrasah?
Nana Sudjana menjelaskan beberapa kriteria dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran yaitu; (1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, (2) dukungannya terhadap isi bahan pelajaran, (3) kemudahan memperoleh media, (4) keterampilan guru menggunakannya, (5) tersedia waktu untuk menggunakannya, dan (6) sesuai dengan taraf pikir siswa (Sudjana, 2002).

Media mempunyai peranan sangat penting dalam proses pembelajaran. Segala sesuatu yang dapat membantu dan memudahkan proses pembelajaran dapat kita sebut sebagai media. Dengan menggunakan media, seorang fasilitator dapat dengan mudah menyampaikan materi yang akan diajarkan guna tercapainya tujuan pembelajaran. Suatu proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila seorang pengajar menggunakan sebuah media. Dengan kata lain, penggunaan media juga harus tepat guna dan sesuai sasaran serta membuat proses pembelajaran tidak monoton
Beberapa sarana dan prasarana yang bisa digunakan sebagai alat bantu pembelajaran antara lain buku, alat peraga, model, perpustakaan, dan laboratorium.Kelengkapan sarana ini sangat menentukan keberhasilan siswa belajar pada suatu madrasah. Oleh karena itu, madrasah yang mengharapkan kualitas siswanya unggul, maka kelengkapan yang menunjang keberhasilan pembelajaran di madrasah harus dipenuhi.
Akhirnya, lima daya dongkrak pendidikan telah kita ketahui, lalu mulai dari mana kita akan meningkatkan mutu madrasah? Tentu dari yang bisa kita lakukan. Oleh karena itu, lakukan dengan cara diluar kebiasaan saat ini. Karena cara biasa akan menghasilkan hasil yang biasa pula.